Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti?

 


Souce: Pinterest

 

Film Joker yang dilakoni oleh Joaquin Phoenik itu realis pada tahun 2019 dan berhasil menjadi trending topic di jejarang sosial media. Dengan ke-viralannya tersebut banyak netizen yang dengan kreativitasnya menjadikan film tersebut sebagai bahan meme dan quotes. Salah satu quote fenomenal yang tujukan terhadap film tersebut adalah:

“Pelajaran dari Film Joker: Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti”.


Selain memberikan penonton pengetahuan tentang penyakit pseudobulbar yang baru kita ketahui, film tersebut juga membawa isu-isu gangguan kesehatan mental yang belakangan ini juga menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Menanggapi segala keistimewaann dan kritik yang digaet film tersebut, salah satu teman saya menyarankan untuk tidak menonton film tersebut jika saya berada dalam kondisi mental yang sedang tidak stabil.

Jika kita melihat quotes yang bersebaran, saya setuju bahwa quote tersebut bisa secara tidak langsung membawa penonton dengan kondisi mental yang sedang tidak stabil menyalahkan takdir atas apa yang akan, sedang dan telah ia perbuat.

Secara simpelnya, kembali lagi pada pemahaman bahwa hidup ini adalah tempat ujian. Dimanakah ada ujian yang menyenangkan? Setiap manusia akan menghadapi permasalahan yang berbeda satu sama lain. Ada yang diuji dari sisi keluarga, ada yang diuji dari sisi ekonomi, ada yang diuji dari sisi sosial, ada yang diuji dari sisi kognitif ada juga yang diuji dari sisi kesehatan fisik dan mental. Banyak sekali jenis-jenis ujian yang dihadapi manusia yang tidak akan mampu saya tuliskan satu persatu.

Namun begitu, sebagai hamba yang bertuhan kita harus ingat bahwa setiap cobaan yang dihadapkan kepada kita tidak bertujuan untuk menjadikan kita menjadi seorang menyimpang, melainkan bertujuan untuk membentuk kita menjadi pribadi yang semakin baik.

Seperti paku yang dipukul, setiap pukulan diharapkan membuat paku tersebut semakin tertancap dengan kondisi lurus, bukan untuk melengkung dan susah digunakan kembali.

Orang jahat adalah mereka yang belum mampu menghadapi cobaan dengan keikhlasan sehingga pukulan yang dimaksudkan untuk menguatkannya dan membuatnya semakin lurus malah membawanya berbelok melengkung.

Orang baik adalah mereka yang dipukul bertubi-tubi namun ia mau kembali diluruskan untuk kemudian dipukul kembali agar semakin kuat dan lurus. Baik orang jahat maupun orang baik, keduanya akan tetap mendapatkan cobaan. Jadi jika menengok quote tadi, semua ini bukan masalah ujian, tetapi permasalahan mengenai bagaimana respon kita dalam mengahapi suatu ujian.

Film tersebut merupakan film yang menarik namun ada baiknya untuk menyadari bahwa film tersebut mempunyai permasalahan inti yaitu kesehatan mental. Untuk kita yang masih diberi kesehatan mental untuk dapat berrpikir jernih janga menyamakan perasaan marah kita dengan kondisi mental takoh utama, karena akan jauh berbeda. Apalagi menjadikan film tersebut sebagai dasar untuk menyelahkan takdir.

Yang terakhir teman-teman, film tersebut juga menyadarkan kita akan pentingnya untuk tidak mudah, tidak terlalu cepat dalam menilai seseorang. Banyak sekali hal- yang tidak kita ketahui, seperti penyakit yang diderita tokoh utama yang baru kita ketahui setelah hype nya film tersebut.


 


Posting Komentar

2 Komentar

  1. Menurutku quote tersebut hanya berlaku untuk orang yang mudah sakit hati dan pendendam sih, soalnya gimana yaa di dunia ini ga semuanya orang itu baik.

    BalasHapus
  2. Kalau menurutku, jahat atau baik itu bukan sesuatu yang dibentuk karena keadaan, melainkan karena dibentuk dengan sebuah pilihan. Seperti yang Kak Hila katakan bahwa semua orang punya keadaan/ujiannya masing-masing. Namun, nenghadapi ujian itu dengan menjadi orang jahat atau baik itu adalah pilihan dia. Mungkin, beda cerita dengan orsng yang punya kelainan mental.

    BalasHapus