Hai guys, penah gak sih kalian mendapatkan penolakan?
Pasti pernah
kan ya? Karena penolakan merupakan hal yang lumah terjadi dalam kehidupan
sehari-hari sehingga semua orang pasti pernah mengalami penolakan baik itu
penolakan dari orang terdekat maupun orang sekitar, baik itu berupa penolakan
kecil maupun penolakan yang dirasa bermakna besar.
Gimana nih
perasaan kalian ketika mendapatkan penolakan? Karena walau bagaimanapun Penolakan
itu merupakan hal yang menyakitkan, setuju gak?
Tidak ada
seorangpun yang senang ketika mendapatkan penolakan, bahkan penelitian yang
dilakukan oleh Eisenberger & Lieberman pada tahun 2004 menemukan bahwa Rasa
sakit yang dirasakan ketika mendapatkan penolakan sama dengan rasa sakit yang
dialami secara fisik. Hal ini dikarenakan penolakan dapat mengaktifkan
indikator neurologis yang sama dengan rasa sakit secara fisik.
Sebagian orang
bisa beralih dari suatu penolakan dan melupakan penolakan yang telah berlalu,
namun begitu sebagian individu merasakan “sengatan” penolakan jauh lebih
intens daripada yang lain dan juga memiliki ketakutan berlebihan mengenai
mendapatkan penolakan dari orang-orang di sekitar mereka. Orang-orang dengan
kecenderungan seperti ini mengembangkan sebuah trait yang dikenal sebagai rejection
sensitivity.
Rejection
Sensitivity sendiri di
definisikan oleh Downey dan Feldman pada tahun 1996 sebagai sebuah kecederungan
idividu dengan sensitivitas yang tinggi terhadap penolakan sosial. Mereka yang
mengembangkan rejection sensitivity ini cenderung mudah khawatir akan
mendapatkan penolakan, mudah merasakan penolakan dan bereaksi belebihan ketika
mendapatkan penolakan.
Mereka yang mempunyai
rejection sensitivity yang tinggi tak jarang menginterpretasikan
social cues dengan negatif, hal paling sederhana dari rejection
sensitivity ini dapat dilihat dari seorang perempuan yang merasa ditolak
karena panggilan telepon beserta pesannya tidak kunjung dijawab oleh sang
pujaan hati dengan segera. Sehinga lambar laun ia mulai menjauhkan dirinya.
Sesuai dengan
definisinya contoh diatas menggambarkan betapa perempuan tersebut mudah
merasakan penolakan dari hal-hal yang bisa jadi bukanlah suatu penolakan. Dan ia
pun bereaksi berlebihan terhadap penolakan.
Intensitas dari Rejection Sensitivity
Intensitas
dari Rejection sensivitiy sendiri dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu:
- High rejection sensitivity (HRS) . merupakan level tertinggi dari RS dimana mereka akan sangat mudah merasakan penolakan, mudah khawatir akan mendapatkan penolakan dan berekspektasi akan penolakan. Ketika mereka berada dalam situasi ambigu atau memang berada dalam keadaan menerima penolakan, mereka akan merasa terancam, stress meningkat, bereaksi dengan agresif dan mengeluarkan gairah yang negatif. Bila seseorang mudah tersinggung, berekpresi berlebihan terhadap perbuatan oranglain yang sebenarnya tidak bermaksud untuk demikian maka ia termasuk kedalam tipe rejection sensitivity yang tinggi.
- Kemudian yang kedua yaitu Low rejection sensitivity (LRS) merupakan level terendah dari RS yang lebih tenang ketika berada dalam kondisi ambigu ataupun dalam kondisi menghadapi penolakan, mereka tidak terlalu khawatir akan penolakan dan justru ketika berada pada situasi yang baru mereka akan lebih mengharapkan penerimaan dari orang lain daripada berpikir bahwa mereka pasti ditolak.
Jenis respon dari Rejection Sensitivity
Dalam menghadapi
penolakan terdapat dua jenis respon yang biasanya sering dilakukan oleh mereka
yang mengembangkan rejection sensitivity, yaitu:
- fight- respond. Pada orang yang mempunyai kecenderungan untuk melakukan fight- respond mereka akan merespon keadaan yang ambigu atau penolakan dengan agresi seperti merasaan marah, kecewa, melakukan kekerasan yang merusak, memberikan perlawanan juga memamerkan agresi dalam bentuk verbal maupun fisik.
- flight-respond. mereka cenderung merespon situasi ambigu ataupun penolakan dengan perasaan cemas yang kemudian membuatnya sangat berhati-hati terhadap perilakunya untuk tidak memancing penolakan, sangat menghindari konflik karena tidak menemukan perasaan nyaman di dalamnya dan memiliki valensi negative terhadapnya. Hal ini jika dibiarkan akan mengarah pada anxiety social, penarikan diri dan depresi.
Tujuan dari
fight and flight respond sendiri mempunyai motivasi yang berbeda, fight respond
dimotivasi oleh adanya kebutuhan untuk membelokkan atau mengelak suatu
tuduhan/kritikan, mempertahankan kehormatan diri dan untuk mendapatkan
perhatian. Sedangkan pada flight respond biasanya digunakan sebagai pemenuhan
akan kebutuhan safety dan security needs, perlindungan dari rasa cemas dan
perlindungan dari rasa takut akan penolakan.
Namun begitu
Baru-baru ini, beberapa dokter dan psikolog dengan spesifikasi bidang ADHD, telah
mengusulkan bahwa tingkat rejection sensitvity yang sangat tinggi
diklasifikasikan sebagai disforia sensitif penolakan atau RSD yang
mempunyai korelasi dengan ADHD.
References:
Barrientos, E. S. (2007). REJECTION SENSITIVITY, TRAIT AGGRESSION, AND CONFLICT BEHAVIORS IN ROMANTIC RELATIONSHIPS. University of Georgia.
Rejection sensitivity - (2022, Juni 14). Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/basics/rejection-sensitivity
5 Komentar
Wah, kalau aku tipe yang lebih legowo dalam menerima penolakan dan coba untuk instrospeksi diri. Dulu, pas SMP udah pernah menerima penolakan wkwkwkwk dan itu move on-nya butuh lulus SMP dulu baru bisa. Baru tau sih aku ternyata penolakan juga ada pandangan dari sisi psikologisnya. Btw ini referensimya mantep kalii.
BalasHapusAsiiik banget bacanya. Btw baru tahu aku masuk flight respond, emang dasarnya takut ditinggalin hahahahaa
BalasHapusSekilas mirip kaya denial gak sih?
BalasHapusDalem banget, nih pembahasan. Masuk ke ranah psikologi klinis. Penolakan memang jarus dihadapi dengan perasaan legowo,baru bisa bikin ringan.
BalasHapusDari sini saya belajar, dan menemukan kalau saya pernah berada di posisi high rejection sensitivity dan sekarang berada di lower dengan respon flight.
BalasHapusGampang gak enakan, lalu, jika seseorang berubah sikapnya, suka kepikiran terus-terusan, takut gak disukai, alhasil melalukan dan mengiyakan apapun dari mereka, padahal gak boleh ya