Pernah gak sih denger kata anxiety? Atau jangan-jangan
sering? Melihat perkembangan teknologi dan informasi sepertinya kata-kata
tersebut sudahlah tidak asing, kamu mungkin sudah membaca atau mungkin melihat
konten dari video atau tulisan tentang anxiety. Perkembangan Teknologi
mempermudah tersampaikannya informasi sehingga tak heran banyak orang yang
menggunakannya dalam bahasa sehari-hari, atau mungkin kamu juga termasuk
pengguna kata tersebut.
Baik kamu maupun orang-orang di seluruh dunia sah-sah saja
untuk memakai kata tersebut, namun dengan maraknya penggunaan kata tersebut
sering terjadi penggeseran makna loh. Salah satu contohnya adalah menyamakan anxiety
dengan anxiety disorder. Iya, keduanya b e r b e d a.
Seperti yang kita tahu, Anxiety merupakan bahasa
Inggris dari kata cemas. Nah loh, jadi apakah cemas merupakan gangguan jiwa?
Tentu, bukan.
Cemas merupakan sebuah perasaan normal yang timbul dibarengi
dengan sebab, misalnya; masuk kelas kesiangan, eh tiba-tiba dosen galak meminta
tugas minggu kemarin dikumpulkan, sedangkan kamu kelupaan. Jadilah perasaan
cemas muncul diberangi dengan keringat dingin dan jantung dag-dig-dug. Cemas
nih, takut dimarahin di depan kelas. Atau contoh lainnya adalah perilaku
seorang ibu yang berjalan mondar-mandir tengah malam di dalam rumahnya, ia
berjalan ke depan pintu, masuk lagi, duduk sebentar lalu berjalan ke depan
rumah lagi. Ternyata si ibu sedang merasa cemas, karena anak gadisnya belum
pulang padahal sudah lewat tengah malam. Jadi perilaku-perilaku tersebut muncul
sebagai ekspresi dari rasa cemas yang jelas ada sebabnya.
Nah kalau gangguan kecemasan, seperti namanya ia merupakan
bagian dari jenis dari gangguan. Dan yang namanya gangguan pastilah tidak
menyenangkan. Semacam kamu sedang enak-enak tiduran, selonjoran, damai, tenang,
tiba-tiba diganggu dan dikagetin orang jahil kan nyesek ya. Contoh barusan
lebih ramah karena diketahui sebab kagetnya orang yang sedang selonjoran
tersebut dikarenakan gangguan orang jahil. Nah kalau anxiety disorder
sendiri sering kali terjadi tanpa ada penyebabnya, atau misalkan ada
penyebabnya maka responya pun diluar batas si penderita bisa toleransi.
Karena anxiety disorder merupakan suatu
gangguan yang memerlukan diagnosa dari tenaga medis, maka postingan ini saya
persembahkan untuk teman-teman yang mempunyai trait mudah cemas, merasa mudah
merasa cemas, dan mau belajar untuk ber-deal dengan rasa cemas tersebut.
Hehe. Seperti biasa, untuk membaca kelanjutannya please
klick here!
2 Komentar
Seiring dengan maraknya issue tentang mental health, orang-orang sudah mulai aware tentang hal-hal yang berkaitan dengan mental health, salah satunya anxienty.
BalasHapusWIHHH ILMU BARUU!!! Selama ini cuma tau anxiety itu kek gangguang yang serius gitu, kalo Kak Hila bilang tadi sih, gangguan jiwa. Tapi ternyata pas baca ini, cuma cemas yang normal dirasakan siapa saja karena ada sebabnya. Wah, bener-vener informatif sih ini, Kakkk.
BalasHapus